MISI BERHASIL 13 April 2014
 
Berawal dari rasa penasaran jalur gowes bulan Maret (Gowes pagi 30-03-2014 Dayakan-Bisang-Purwantoro.) yang berakhir dengan kegagalan misi karena tersesat di hutan dan kebun jagung maka Hari ini Minggu 13 April 2014 saya melanjutkan lagi explorasi jalur Ponorogo Barat .

Rencana mau gowes bareng dengan mas Fahmi Yanuanto :D saya tunggu sampai jam 06:06 AM tidak datang akhirnya saya tinggal hehehe. Start dari Kapuran arah ke Badegan-Kucur mau melewati jalur offroad samping Polsek Badegan, mau masuk hutan berhenti sebentar karena ada suara ngguk-ngguk-ngguk tatuttt... :D tidak jadi dan kembali ke jalur onroad arah ke Kucur.

Dari arah belakang ada rombongan goweser bapak-bapak wah ada teman neh... :D akhirnya bergabung. Jalur yang dilalui goweser bapak-bapak dari arah Kucur lewat jembatan Morobangun pertigaan barat jembatan ke kiri melewati jembatan gantung arah ke Watubonang tembus selatan jembatan keden disini bapak-bapak mengajak istirahat makan pecel disebuah warung asekk... :D.

Setelah selesai makan pecel goweser bapak-bapak melanjutkan perjalanan ke arah Keden, saya melanjutkan perjalanan ke arah Karangan-Dayakan mencari jalur tembus Dayakan-Karangan. Dengan berbekal google map dan mapmayride saya mencari jalur yang dulu pernah tersesat (Gowes pagi 30-03-2014 Dayakan-Bisang-Purwantoro.).

Dari pertigaan Karangan naik sampai perempatan Dayakan kemudian belok ke kiri turun melewati jalur cor-coran, dari situ saya mencari titik koordinat dimana saya pernah tersesat, ternyata jaraknya sekitar 300 meter dari saya berhenti sambil menengok ke kanan dan kekiri mencari siyal GPS (GPS: Goleki Penduduk Setempat) saya bertanya ke penduduk ternyata jalur itu sudah lama tidak digunakan bisa dilalui tapi jalanya setapak tertutup rumput turun curam dan naik ke ereng-ereng gunung (tebing) kalau bawa sepeda bisanya dipangkul, sulit mas.. kata penduduk setempat. Kemudian saya tanya jalan alternatif yang bisa dilalui, deberi tahu ada jalan yang baru dibuat memutar melewati perkampungan akhirnya saya lewati dan tembus jalur yang dulu saya pernah tersesat.

Monggo kalau teman-teman mau gowes bareng melewati jalur ini saya bersedia menemani hehehe, menurut saya kategori jalur ini termasuk ringan kalau dalam mapmayride masuk level 5, jalurnya bervariasi onroad dan offroad pemandanganya asik melewati gunung.

Detail map : http://www.mapmyride.com/workout/535123644





33km road cycling on 07/09/2014

Gowes kali ini bisa disebut dengan gowes lintas Propinsi karena melewati perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah dan beberapa desa, saya lebih suka menyebutnya jalur Badegan-Dayakan-Bisang Gesing-Ongko Wolu. Jalur ini termasuk kategori ringan (light xc)untuk sepeda jenis hard trail dan bahkan jenis hybridpun masih mampu, kombinasi jalurnya onroad dan offroad.

Untuk melewati jalur ini kita bisa start (tikum) dari pertigaan Badegan arah Keden kalau dari Ponorogo kota berjarak sekitar 16 km arah Ponorogo barat jl. Ponorogo-Wonogiri. Kondisi jalur 5 kilo meter pertama dari strat (tikum) tergolong landai agak menanjak onroad dengan kondisi aspal sedikit berlubang sampai sekitar perempatan pasar Dayakan kekanan, dari sini jalur bervariasi turunan dan tanjakan mulai dari turunan barat pasar Dayakan melewati jembatan yang tergolong curam berkerikil sampai jembatan, langsung disuguhi tanjakan yang lumayan tertunya diperlukan kehati-hatian, konsentrasi dan teknik perpindahan gigi yang pas, saya lebih suka menyebutnya dengan TJU1(tanjakan turunan U1).

TANJAKAN
Setelah gowes kurang lebih 1km kita melewati turunan dan tanjakan dengan karakteristik yang hampir sama dengan  TJU1 perbedaanya adalah jalur turunan yang lebih halus dan menikung tipis melewati jembatan dengan sungai yang tergolong dalam diperlukan konsentrasi dan kehati-hatian. Dari sini jalur terus menanjak sampai tiga kilo meter dengan kondisi jalur onroad aspal, aspal rusak, makadam, cor-coran semen dan jurang sebelah kiri jalur.(lihat video TJU1, TJU2), sampai dengan puncak Sekolah dasar Bisang atau SDN Watubonang 3. Tiga kilo meter melewati tanjakan yang lumayan menguras tenaga tetapi tidak terasa karena disugui dengan pemandangan pegunungan yang begitu indah dan bau rerumputan yang khas hem..hem..mm.

TURUNAN
Jalur ini mempunyai panjang turunan sekitar 3,5 kilo meter kombinasi cor-coran semen dan single track offroad melewati perkampungan sebelum masuk kedalam hutan dengan jalur berliku, jalur turunan yang seperti ini biasanya dinanti-nanti goweser (bonus :D) hati-hati, justru turunan seperti inilah yang menjadi sangat berbahaya diperlukan konsentrasi dan kehatia-hatian ektra karena kadang goweser menjadi terlena.

KOMBINASI
Setelah melewati jalur turunan masuk perkampungan jalan cor-coran semen sampai pertigaan kita bisa memilih kalau kekiri lewat gesing tembus Purwantoro kalau kekanan tembus ongko wolu, kami memilih kekanan melewati perkampungan masuk perbukitan sekitar 5 kilo meter jalan makadam sedikit tanjakan dan turunan membelah hutan jati yang sangat panas., sebetulnya jalur ini tidak direkomedasikan karena ada beberapa bagian sisi bukit yang rawan longsor.

Ket:
Singgle track turunan membelah hutan 









Ket:
Sampai perempatan ini ke kiri saja bisa tembus Purwantoro- SD ke kanan lewat jembatan.


Ket:
Km 20-22 sebelah kanan(gunung) rawan ambles tidak direkomendasikan lewat jalur ini => sebaiknya muter lewat Purwantoro









-----------------------------------------------------------------------------------------------
This is a 33.81 km Bike Ride in (Ponorogo) Badegan Dayakan-Bisang-Gesing-Ongko Wolu Jawa Timur-Jawa Tengah Indonesia. The Bike Ride has a total ascent of 467.22 m and has a maximum elevation of 474.97 m.
Map detail: http://www.mapmyride.com/routes/view/526357992



Cerita singkat gowes 30 Maret 2014


Rencana mau membuat jalur tembus Dayakan-Bisang-Purwantoro (rumah mas dafhi) melintasi jalur offroad Karangan-Dayakan lewat jalur selatan melintasi perkampungan, tegalan(kebun) dan pinggir hutan. Pada Km. 7.24 Siyal GPS acak mungkin pengaruh mendung, kerena malamnya sampai pagi jam 06:00 Am cuaca hujan.

Hampir satu jam diombang-ambing siyal GPS belum juga bisa menentukan posisi jalur berada. Akhirnya karena baterai tinggal 60% dan bulu kuduk merinding mau tidak mau kembali ketitik siyal GPS terakhir kali hilang alhamdulillah ketemu dan menemukan perkampungan setelah tanya penduduk jalur(jalan) itu jarang atau hampir tidak pernah dilalui karena sudah tertutup semak belukar, saya tanya ke penduduk jalur itu ternyata mengarah melewati sebuah makam sudah tidak bisa dilewati.

Sebetulnya ditengah kebuh jagung ketemu orang tua yang saya tanya jalan itu bisa dilalui, saya disuruh terus naik menyusuri pinggir hutan, katanya tembus perempatan Dayakan dari situ mulai siyal GPS acak hampir 1 jam.





Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!