I. SEJARAH PENELUSURAN GUA
Tidak ada catatan resmi kapan manusia menelusuri gua. Berdasarkan peninggalan-peninggalan berupa sisa-sisa makanan, tulang belulang, dan juga lukisan-lukisan yang dapat disimpulkan bahwa manusia sudah mengenal gua sejak puluhan tahun silam yang tersebar dibenua Eropa, afrika, dan Amerika. Menurut catatan yang ada, penulusuran gua dimulai oleh JOHN BEAUMOUNT, ahli bedah dari Somerest, England (1674). Ia ahli tambang dan Geologi amatir, tercatat orang pertama yang menulusuri gua sumuran (Potholing) sedalam 20 meter dan menemukan ruangan sebesar 80 meter serta ketinggian plafon 10 meter, dengan menggunakan penerangan lilin. Menurut catatan, Beamount merangkak sejauh seratus meter dan menemukan jurang (Internal Pitch). Ia mengikat tambang pada tubuhnya dan minta diulur sedalam 25 meter dan mengukur ruangan dalam gua tersebut. Ia melaporkan penemuan ini pada Royal Socioty, Lembaga Pengetahuan Inggris orang yang paling berjasa mendiskripsikan gua-gua antara tahun 1670-1680 adalah BARON JOHAN SALSAVOR dari Selvenia. Ia mengunjungi 70 gua, membuat peta sketsa, dan melahirkan empat buku setebal 2800 halaman. JOSEPH NAGEL, pada tahun 747 mendapat tugas dari istana memetakan system perguaan dikerajaan Austro-Hongaria

II. MACAM DAN JENIS GUA
Yang dimaksud gua adalah suatu celah yang terjadi akibat adanya suatu kekuatan alam
Gua memiliki 2 macam yaitu
1. Gua Horisontal
2. Gua vertical

[caption id="attachment_113" align="alignleft" width="306" caption="Gua Vertikal"]Goa Horizontal[/caption]

[caption id="attachment_114" align="alignleft" width="300" caption="Gua Horisontal"]Goa Horisontal[/caption]

Adapun jenis gua yaitu :
1. Gua batu Gamping

Adapun gua yang terjadi dari batuan gamping yaitu pada gunung-gunung kapur dan gua inilah umumnya banyak terdapat di Indonesia. Adapun terjadinya adalah akibat terjadinya celah atau rekahan dari batu gamping akibat adanya gaya endogen dari dalam bumi, celah yang telah terbentuk ini lama kelamaan semakin membesar akibat gaya mekanis yang terjadi dari tetesan air hujan dengan adanya proses kimiawi yang terjadi dan berlangsung terus menerus, maka akibatnya celah tersebut semakin dalam, akhirnya celah tersebut menjadi suatu lobang yang besar dan dalam, inilah yang disebut gua vertical atau potho, sedangkan kegiatan penelusuran gua tersebut biasanya disebut potholing


2. Gua Batu Pasir
Gua ini biasanya hanya terjadi pada daerah yang berpasir, dan karena sifat dari pasir yang tidak kompak, maka mengakibatkan gua yang terbentuk tidaklah tahan lama.

3. Gua Lava
Gua ini terbentuk akibat adanya letusan gunung berapi yang mengeluarkan lava. Gua ini terbentuk karena lava yang mengalir akibat letusan gunung berapi yang membeku pada bagian atasnya terlebih dahulu, akibat kontak langsung dengan udara bebas, sehingga pada bagian bawahnya masih berbentuk cair,kalau cairanlva tersebut terus mengalir maka maka akan membentu suatu celah atau gua. gua inilah yang disebut gua lava dan akibat gunung meletus tidak satu kali maka kemungkinan gua lava tersebut dapat bertingkat – tingkat.

4. Gua Ombak Laut/Absyal
Sesuai denan namanya maka gua hanya terjadi didaerah antai, adapun terjadinya yaitu akibat adanya proses erosi dan pengikisan dari air laut terhadap batuan yang berada dipantai yaitu pada tebing pantai yang curam, akibat adanya gaya mekanisme air laut maka lama – kelamaan batuan tersebut akan membentuk celah maka terjadilah gua. namun pada saat sekarang ini kemungkinan gua tersebut tidak dijumpai didaerah pantai, akibat adanya proses geologi, misalnya pengangkatan daratan yang seolah olah menjadi turun, namun pada umumnya gua tersebut tidak terlalu panjang/ dalam.

5. Gua Buatan
Yaitu gua yang terjadi karena dibuat manusia.

III. ORNAMEN GUA
Beberapa ornamen gua yang kita jumpai didalam gua, antara lain :
1. Stalaktit : ornamen yang tumbuh diatas gua / atap gua
2. Sodastraw : calon pembentuk stalaktit
3. Helektit : stalaktit yang bercabang/Ornamen gua yang berlawanan
dengan grafitasi bumi.
4. Stalakmit : ornamen yang tumbuh dari bawah ( kebalikan dari stalaktit )
5. Pilar : ornamen stalaktit dan stalakmit yang menyatu
6. Flow stone : aliran air melalui retakan atau bidang antar lapisan dinding
bagian gua
7. Gourdam : ornamen yang berada dilantai gua yang bangunannya
menyerupai pematang sawah
8. Mutiara gua : ornamen gua yang berasal dari hablur-ulang kalsit yang
melingkupi sebuah butiran pasir yang terdapat dibagian inti.
9. Draperties : aliran air melalui retakan atau bidang antar lapisan batuan
diatap gua
10.Canopy : ornamen gua yang dibentuk oleh air vadose yang mengalir
datas bongkahan batu.

[center][img]http://unting.t35.com/cavingor.jpg[/img][/center]
[center][b]Salah satu ornamen gua[/b][/center]

IV. ETIKA MORAL PENELUSURAN GUA




[caption id="attachment_115" align="alignleft" width="300" caption="Koordinasi itu penting"]Koordinasi itu penting[/caption]

Kelestarian lingkungan baik diluar maupun didalam gua merupakan
tanggung jawab kita. Kondisi dalam gua murni dan konstan udaranya. Saat para
caver melakukan exsplorasi gua tanpa disadari mereka telah memiliki andil dalam
upaya pengrusakan ekosistem hayati maupun non hayati dalam gua. Karena dengan masuknya para penelusur masuk pula berbagai virus, bakteri, jamur,
maupun parasit lainnya yang menempel pada mereka. Banyak hal yang dapat diupayakan untuk meminimalkan tindak pengrusakangua seperti :
1. Harus selalu kita camkan Motto :
Tidak mengambil sesuatu kecuali gambar ( TAKE NOTHING BUT PICTURE )
Tidak meninggalkan sesuatu kecuali jejak ( LEAVE NOTHING BUT FOOTPRINT)
Tidak membunuh sesuatu kecuali waktu ( KILL NOTHING BUT TIME )
2. Setiap penelusur gua sadar, bahwa setiap pembentukan alam didalam gua dibentuk dalam kurun waktu ribuan tahun.
3. Setiap penelusuran dan penelitian gua dilakukan dengan penuh RESPEK, tanpa mengganggu dan mengusir kehidupan Biota dalam gua.
4. Setiap penelusur gua menyadari bahwa kegiatan speleologibaik dari segi olah
raga atau ilmiahnya BUKAN USAHA YANG PERLU DIPERTONTONKAN DAN TIDAK BUTUH PENONTON.
5. Menelusuri gua harus disertai kesadaran, bahwa kesanggupan dan ketrampilan pribadi tidak usah dipamerkan. Namun sebaliknya tidak perlu kita tutupi dengan rasa malu.
6. Menunjukkan respek yang baik kepada sesama penelusur gua.

V. KEWAJIBAN PENELUSUR GUA

[caption id="attachment_116" align="alignleft" width="300" caption="pemetaan Gua"]pemetaan Goa[/caption]

Dunia speleologi diberbagai negara meneruskan himbauan kepada semua penelusur gua agar lingkungan gua tetap terjaga kebersihannya, kelestariannya
dan kemurniannya.
Seruan tersebut berupa :
1. Konservasi lingkungan gua harus menjadi tujuan utama kegiatan speleologi dan dilaksanakan sebaik baiknya oleh penelusur gua.
2. membersihkan gua dan lingkungannya merupakan kewajiban pertama para penelusur gua.
3. Apabila sesama penelusur gua membutuhkan pertolongan darurat setiap penelusur gua wajib memberi pertolongan.
4. setiap penelusur gua wajib menaruh respek terhadap penduduk sekitar gua.
5. Meminta ijin dari instansi yang berwenag dan merasa berkewajiban membuat laporan dan menyerahkannya pada instansi tersebut.
6. Bagian bagian gua wajib diberitahukan kepada penelusur lain.
7. Diberbagai negara, setiap musibah yang dialami penelusur gua wajib dilaporkan kepada sesama penelusur melalu media speleologi yang ada. Hal ni perlu supaya jenis musibah yang sama dapat dihindari.
8. Para penelusur gua wajib memperhatikan cuaca sebelum menelusuri gua.
9. Penelusur gua wajib melengkapi dirinya dengan perlengkapan dan wajib mengetahui tentang karakteristik, pemakaian, dan manfaat dari peralatan caving.
10.Bila terjadi musibah penelusur wajib bertindak dengan tenang, tidak panik dan patuh pada instruksi pimpinan penelusur.

VI. BAHAYA PENELUSURAN GUA
Dalam kegiatan speleologi dan penelusuran gua diklasifikasikan menjadi dua :
A. Antroposentrisme
B. Speleosentrisme
Antroposentrisme adalah bahaya yang dapat menimpa manusia sebagai pelaku kegiatan penelusur gua, terbagi lagi menjadi bahaya yang disebabkan oleh manusia itu sendiri dan bahaya yang disebabkan oleh gua sebagai media kegiatan penelusuran.

1. Faktor Manusia.
a. Ceroboh, sembrono, nekat
Kurang persiapan
Tidak menguasai tehnik dan peralatan
Terpeleset
Kepala terantuk batu, ornamen, dan atap gua
Tidak mematuhi etika moral dan kewajiban penelusur gua
b. Tersesat
Kurang pengamatan pada waktu masuk
Sumber cahaya habis
Terlalu lelah
Gua labirin dan bertingkat
c. Tenggelam
Tidak dapat berenang
Dapat berenang tapi sembrono
Cave diving
d. Salah dalam pengambilan team penelusur
[b]2. Faktor Peralatan[/b]
a. Berkurangnya kualitas peralatan
Tidak sesuai kemampuan
Pembagian beban tidak merata
Rusak ( terpakai, tersimpan, jatuh )
Friksi pada saat penggunaan
b. Penggunaan tidak semestinya
Terkena beban ungkit, beban bukan pada bidang yang direkomendasikan
Discending terlalu dalam, terlalu cepat
c. Beban berlebihan
Salah pemasangan lintasan
Tranfer barang
d. penyusutan tidak terkontrol
Penyimpanan
Penggunaan
Pencucian
2. Faktor Gua dan Alam
a. Banjir
b. Runtuh
Gempa
Penambangan
Umur gua
c. Gas berbahaya
O2 tipis
CO, CO2 tinggi
Nitrogen
Sulfur (biasanya banyak ditemui di gua vulkanik)
Gas rawa (pembusukan sampah dalam gua)
Asetilin/karbit
Endapan guano (bubuk mesiu karena kotoran kelelawar bereaksi dengan batu gamping)
d. Penyakit akibat virus
Histoplasma capsulatum(gejala seperti TBC disebabkan oleh
viruskelelawar)
Rabies (disebabkan oleh air liur kelelawar)
Weil(gejala demam gangguan hati dan pangkreas, disebabkan urin tikus dan kelelawa)
Mulu’ food(kutu air)
e. Binatang berbahaya
Beracun
Berbisa
Menghisap darah
Menyengat, mengigit
f. Hipotermia(Kedinginan, penurunan suhu tubuh)
Sungai bawah tanah
Angin
Tidak membawa pakaian yang memadai
Kurang kalori
g. Dehidrasi(Kekurangan cairan tubuh)
Haus yang berlebihan
Gua pengap dan panas
Udara tidak mengalir
Speleosentrime adalah bahaya yang dapat menimpa gua akibat dipergunakan sebagai media penelusur gua.
1. pengaruh terhadap bentukan didalam gua
a. pengotoran lingkungan gua
b. perusakan ornamen gua
c. perusakan oleh penambangan gua
d. perusakan system hidrologi dan kualitas airnya
2. pengaruh terhadap ekosistem gua(akibat kunjungan yang berlebihan,
suara, cahaya berlebihan dan kotoran yang masuk kedalam gua.
3. pengruh terhadap ekosistem karst
a. binatang langka terusik dari gua

VII. TEHNIK PENELUSURAN GUA
Tehnik penelusuran gua dibagi menjadi dua :
A. Tehnik Penelusuran Gua Horizontal ( TPGH )
Medan pada gua horizontal sangat bervariasi mulai dari lorong yang kering yang bisa dengan mudah ditelusuri sampai lorong yang membutuhkan tehnik khusus untuk melewatinya.
a. Lumpur
Lorong yang berlumpur dapat dilewati dengan mudah kalau Lumpur tersebut tidak terlalu tebal, tetapi dalam kondisi ketinggian Lumpur mencapai lutut atau bahkan sampai setinggi perut, kita tidak dapat melaluinya dengan mudah, kita harus bergerak dengan posisi seperti berenang. Dengan posisi seperti ini kita lebih mudah untuk bergerakdan menghemat tenaga.
b. Air
Untuk kondisi lorong gua yang berair, terutama gua yang belum pernah dimasuki, kita tidak mengetahui kedalan air dan kondisi dibawah permukaan air, untuk itu harus mengetahui prosedur dan mempunyai fasilitas mendukung. Syarat utama melewati gua berair adalah harus bisa berenang dan disini perlu kita ketahui bahwa berenang didalam gua berbeda dengan berenang dikolam renang. Dan disini kita memakai pakaian lengkap, sepatu, bahkan membawa beban yang berat. Dalam kondisi tertentu kita juga harus membawa pelampung dan perahu karet terutama yang berlorong panjang dan berair dalam.
c. Climbing
Dalam suatu penelusuran gua terkadang kita menjumpai adanya waterfall ataupun lorong yang terletak diatas kita. Untuk dapat meneruskannya penelusuran kita harus menggunakan tehnik-tehnik climbing. Seperti menggunakan pengaman sisip dan bor tebing untuk pembuatan lintas. Yang melakukan adalah leader dan kemudian diikuti anggota yang lain dengan menggunakan SRT.

B. Tehnik Penelusuran Gua Vertikal ( TPGV )




[caption id="attachment_117" align="alignleft" width="300" caption="SRT"]SRT[/caption]

SRT singkatan dari Single Rope Technique yaitu tehnik melewati lintasan vertical yang berupa satu lintasan tali. Tehnik ini dalam kegiatan caving biasanya digunakan untuk penelusuran gua – gua vertical dengan segala variasi lintasan yan disesuaikan dengan kondisi medan. Keselamatan dan kenyamanan(safety procedure) adalah prinsip utama dari tehnik ini. Peralatan yang digunakan nantinya menjadi satu kesatuan, yang masing masing mempunyai fungsi sendiri-sendiri dan saling mendukung. Kenali tiap jenis alat, cara kerja dan fungsinya terlebih dahulu akan sangat membantu kita dalam penguasaan tehnik ini.



Peralatan yang digunakan :
1. Seat harnest
2. Ascender
3. Descender
4. Maillon rapid
5. Chest harnest
6. Cowstail
7. Foot loop
8. Kernmantel rope(menggunakan jenis static rope kelenturan 4-8 %)
Berdasarkan kondisi medan gua seperti tersebut diatas dan kondisi gua yang selalu gelap gulita serta bebatuan yang tajam maka untuk menelusuri gua diperlukan peralatan yang dapat mendukung penelusuran gua.
Pada dasarnya peralatan dibagi menjadi dua :
1. Personal equipment (pribadi )
a. Helm
b. Boom(Generator Carbide)
c. Alat penerangan
d. Cover all
e. Sepatu
f. Sarung tangan
g. Pelampung
h. SRT set
2. Team equipment(team)
a. Tali
b. Ladders
c. Tali pita(webbing)
d. Padding
e. Carrabiner
f. Pengaman sisip
g. Paku piton
h. Bolts
i. Hanger

Masuklah kedalam gua dan perlakukanlah seperti museum
Setiap barang yang dipamerkan itu hidupnya amat peka terhadap gangguan.
Kehadiran anda lampu anda, dan suara anda merupakan instruksi yang asing sekali
Pergilah dan jangan tinggalkan apapun sebagai tanda
Bahkan anda pernah memasuki gua itu
Berkatilah gua dan punghuninya agar
Lestari selama-lamanya”


Sumber Dok. Mahipa

Categories:

11 komentar:

  1. Wah, pak unting ki pecinta goa sejati! :lol:

    BalasHapus
  2. wah.......... aku kudu belajar banyak disini nich :)

    BalasHapus
  3. wah, puanjang buanget penjelasannya, book mark dulu ah, ngantuk .. he he he

    BalasHapus
  4. weh weh silahkan di ambil ngk apa2

    BalasHapus
  5. bagusssssssssssssssssssssssssssssss

    BalasHapus
  6. [...] Tema Jambore Mapala PTM SI ke VII adalah  “Bangkit dan Berkiprah MAPALA Perguruan Tinggi Muhammadiyah Se-Indonesia” dengan beberapa kegiatan diantaranya pengabdiaan masyarakat, seminar, sarasehan, pameran/bazar, latgab(latihan gabungan) kegiatan alam bebas(konsevasi sumberdaya alam, mountenering, rock climbing dan Caving). [...]

    BalasHapus
  7. bagus.. bagi lagi dong pengalaman caving nya..

    BalasHapus
  8. thanks atas infonya yang sangat membantu

    BalasHapus
  9. nice....sekali2 jalan2 kemaros...sulsel...didaerah ini terdapat banyak goa....dan patut ditelusuri...

    BalasHapus

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!